I.
PENDAHULUAN
A.
Definisi e-Business
Fenomena e-Business tidak dapat disangkal telah menjadi trend yang
mewarnai aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang. Konsep baru
yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma
bisnis baru ini dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-perusahaan di era
informasi dan di masa-masa mendatang.
Sekarang banyak eksekutif bisnis melihat teknologi informasi sebagai
pemberi kesempatan untuk E-Commerce, dan untuk mengatur fungsional silang dan
interorganisasi proses E-Business dari unit bisnis mereka. Internet, intranet,
extranet, dan web merupakan interconnecting individual, tim, unit bisnis, dan
partner bisnis dalam hubungan bisnis tertutup yang mempromosikan komunikasi,
kolaborasi, dan pembuat keputusan yang diperlukan dalam pasar global.
Menurut O’Brien (2005) menjelaskan bahwa e-business adalah penggunaan
internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk mendukung
e-commerce, komunikasi dan kerjasama perusahaan, dan berbagai proses yang
dijalankan melalui web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para
pelanggan serta mitra bisnisnya.
Lebih lanjut O’Brien menjelaskan bahwa saat ini banyak perusahaan yang
telah berpindah dari system warisan berbasis mainframe ke aplikasi klien/server
lintas fungsi dengan melibatkan pemasangan software enterprise resource
planning, supply chain management, atau customer relationship management
dari SAP America, PeopleSoft, Oracle, dan perusahaan-perusahaan lain.
Sementara
menurut Mohan Sawhney mendefinisikan e-Business sebagai : “The use of
electronic networks and associated technologies to enable, improve, enhance,
transform, or invent a business process or business system to create superior
value for current or potential customers”. Secara prinsip definisi tersebut
jelas memperlihatkan bagaimana teknologi elektronik dan digital berfungsi
sebagai medium tercapainya proses dan sistem bisnis (pertukaran barang atau
jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan cara-cara konvensional, terutama
dilihat dari manfaat yang dapat dirasakan oleh mereka yang berkepentingan atau
stakeholder.
B.
Ruang Lingkup e-Business
Untuk
dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e-Business, cara yang kerap
dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4W (What, Who, Where, dan Why).
a) Dimensi
WHAT
Banyak orang mempertukarkan istilah e-Business dengan e-Commerce. Secara
prinsip, pengertian e-Business jauh lebih luas dibandingkan dengan e-Commerce;
bahkan secara filosofis, e-Commerce merupakan bagian dari e-Business. Jika
e-Commerce hanya memfokuskan diri pada aktivitas atau mekanisme transaksi yang
dilakukan secara elektronik/digital, e-Business memiliki wilayah yang jauh
lebih luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua entiti perusahaan,
interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan
dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi antara perusahaan dengan para
pesaing usahanya, dan lain sebagainya.
Adanya internet telah memungkinkan perusahaan untuk menjalin komunikasi
langsung maupun tidak langsung dengan berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar
entiti (pelanggan, mitra, pesaing, pemerintah, dsb.) yang ada di dunia maya;
karena sifat komunikasi tersebut merupakan bagian dari sebuah sistem bisnis,
maka dapat dimengerti luasnya pengertian dari e-Business.
b) Dimensi
WHO
Siapa saja yang terlibat di dalam eBusiness? Seperti yang tersirat dalam
definisinya, semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam sebuah
sistem bisnis atau serangkaian proses bisnis (business process) merupakan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang lingkup eBusiness. Paling tidak ada
tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam
mengilustrasikan eBusiness, masing-masing: Agent, Business, Consumer, Device,
Employee, Family, dan Government. Contohnya adalah sebuah aplikasi tipe
eCommerce B-to-C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah
perusahaan dengan para pelanggannya (end consumersnya); atau tipe G-to-G yang
menghubungkan dua buah negara untuk permasalahan eksport dan import; atau
D-to-D yang menghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi
seperti antara PDA dengan Handphone; atau B-to-F yang menghubungkan sebuah
perusahaan penjual barang- barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai
keluarga; dan lain sebagainya.
c) Dimensi
WHERE
Tidak sedikit awam yang mempertanyakan dimana sebenarnya kegiatan bisnis
dapat dilakukan dalam eBusiness. Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu
dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas
elektronik/digital sebagai kanal akses (access channel). Berbeda dengan bisnis
konvensional dimana transaksi biasa dilakukan secara fisik di sekitar
perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam eBusiness, interaksi dapat
dilakukan melalui berbagai kanal akses. Di rumah, seorang Ibu dapat menggunakan
telepon atau webTV untuk berkomunikasi dengan perusahaan penjual produk atau jasa;
di kantor, seorang karyawan dapat menggunakan perlengkapan komputer atau fax;
di mobil, seorang mahasiswa dapat menggunakan handphone atau PDA-nya; di lokasi
keramaian seperti mall, toko-toko, atau pasar, masyarakat dapat memanfaatkan
ATM, Warnet, atau Kios-Kios Telekomunikasi (Wartel) untuk melakukan hal yang
sama. Dengan kata lain, istilah dimana saja untuk melakukan hubungan dengan
siapa saja bukanlah sekedar semboyan yang muluk, tetapi telah menjadi kenyataan
di dalam implementasi eBusiness.
d) Dimensi
WHY
Pertanyaan terakhir yang kerap menghantui para pelaku bisnis tradisional
adalah mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat untuk
mengimplementasikan eBusiness sesegera mungkin sebagai model bisnis di masa
mendatang. Penerapan konsep eBusiness secara efektif tidak saja menguntungkan
perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost
cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan
level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan mengimplementasikan eBusiness, perusahaan dapat melihat
berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum pernah ditawarkan
kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang
melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya
peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep e-Business.
Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa dengan menerapkan konsep
jejaring (internetworking), sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat
dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa untuk menawarkan berbagai
produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang pula teradapat sebuah
perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya) yang pendapatannya
dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena strategi efektif mereka
dalam menerapkan eBusiness.
Secara “tidak terduga”, jaringan internet yang tadinya hanya
diperuntukkan bagi lembaga- lembaga penelitian semacam perguruan tinggi
ternyata berkembang dan meluas penggunaannya di kalangan bisnis dan masyarakat.
Akibatnya adalah terhubungkannya beratus-ratus juta manusia (dan terus
bertambah) ke dalam sebuah arena jaringan yang sering dinamakan sebagai dunia
maya (virtual world) tersebut. Dikatakan sebagai dunia maya karena arena ini
tidak dapat dijamah atau diraih secara fisik karena terbentuk dari koneksi
hubungan digital antar berbagai teknologi informasi (komputer dan
telekomuniasi). Disamping itu, dunia maya tidak memiliki batas-batas geografis
(borderless) seperti halnya planet bumi yang terbagi atas beberapa negara.
C.
Keuntungan e-Business
Value apa yang sebenarnya
ditawarkan oleh e-business.
Menurut Charles R. Rieger dan Marry P. Donato setidakknya ada 5 keuntungan yang
ditawarkan oleh e-Business yakni : Efficiency, Effectiveness,
Reach, Structure, dan Opportunity.
1). Efficiency
Sebuah riset memperlihaatkan
bahwa kurang lebih 40% dari total biaya operasional perusahaan diperuntukkan
bagi aktivitas penyeberan informasi ke divisi-divisi terkait. Dengan dimanfaatkannya
teknologi informasi maka terlihat bagaimana perusahaan dapat mengurahi total
biaya operasional. Contohnya adalah bagaimana
fasilitas email dapat mengurangi biaya komunikasi pengiriman dokumen.
2). Effectiveness
Dengan dimanfaatkannya
teknologi informasi, pelanggan dapat berhubungan dengan perusahaan kapan saja,
dalam 7 hari seminggu dan 24 jam non stop .
3). Reach
Perusahaan mampu memperluas
jangkaun dan ruang gerak perusahaan untuk ekspansi dengan mudah(menembus batas
ruang dan waktu) dan tanpa memerlukan biaya yang relatif mahal.
4). Structure
Konsep brick-and-morter
menjelma menjadi click-and-morter telah mengubah prilaku perusahaan dalam
pendekatan bisnis.
5). Opportunity
Terbukannya peluang yang lebar
bagi pelaku bisnis untuk berinovasi menciptakan produk-produk atau jasa-jasa
baru akibat ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
II.
FAKTOR PENDORONG E-BUSINESS
Perkembangan implemantasi
konsep e-business disebuah industri atau negara sangat dipengaruhi oleh external
driving force yaitu : Customer
Expectations, Competitive
Imperatives, Deregulation,
dan Technology.
1). Customer Expectations
Yang diharapkan konsumen pada
saat ini tidak cukup dipuaskan dengan baikknya kualitas sebuah produk, tetapi
pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
Spektrum pelayanan yang dimaksud antar lain : Pemesanan dapat dilaksanakan
anytime, anywhere, pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam
misalnya kartu kredit, kartu debit maupun layanan transfer, dan adanya
fasilatas asuransi produk serta pengiriman produk yang cepat dan harga
kompetitif, dan lain-lain.
2). Competitive Imperatives
Globalisasi
telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat.
Pelanggan akan dengan mudah membandingkan kualitas produk dan pelayanan antar
perusahaan, hal ini memaksa perusahaaan mengembangkan strategi bisnis yang
tepat.
3).
Deregulation
Secara
makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain telah
(lembaga lain seperti WTO, APEC, AFTA) turut mewarnai bentuk dunia usaha dimasa
datang terutama dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industri.
Internet disini dinggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi sempurna
dan pasar terbuka telah terjadi terutama produk –produk dan jasa-jasa yang
dapat digitalisasi.
4).
Technology
E-business
adalah kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh percepatan teknologi
komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya
kritikal bagi perkembangan e-business tetapi justru menjadi penggerak dari
dimungkinkannya model-model bisnis baru.
III.
EMPAT TAHAP EVOLUSI E-BUSINESS
Jalan evolusi (perubahan secara perlahan, natural, namun pasti) merupakan
cara yang nampaknya paling banyak dipilih oleh perusahaan-perusahaan di negara
berkembang yang ingin menerapkan konsep e-business karena prinsip kehati-hatian
yang mereka miliki. Hal utama yang harus dilakukan sehubungan dengan hal ini
adalah mempelajari bagaimana sebaiknya langkah-langkah pengembangan tersebut
harus dilakukan. Ada empat tahapan evolusi yang dapat dijadikan pegangan atau
panduan bagi perusahaan yang ingin melakukan hal tersebut. Keempat tahapan
tersebut masing-masing diberi istilah sebagai: Inform, Automate, Integrate,
dan Reinvent.
Sumber :
Richardus Eko Indrajit, 2002
a) Tahap
Inform
Pada tahap awal ini, yang biasanya terjadi adalah adanya unit-unit kecil
di dalam perusahaan yang mulai mencoba membangun program-program kecil
(software) berbasis internet. Contohnya adalah pengembangan homepage yang
menampilkan profil organisasi di internet, atau membangun website yang isinya
adalah produk-produk dan jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggannya, atau sebuah situs yang berisi berita-berita mutakhir di bidang
tertentu yang berkaitan dengan tugas sebuah unit perusahaan, dan lain-lain.
Biasanya hal-hal kecil ini berasal dari ide salah satu atau sekelompok orang di
unit organisasi terkait karena yang bersangkutan memiliki pemahaman dan
pengalaman di bidang internet.
Berbagai proyek kecil ini biasanya bersifat jangka pendek dan tidak
membutuhkan biaya besar. Karena sifatnya yang lebih sekedar menyebarkan
informasi sehubungan dengan aktivitas terkait di dalam sebuah unit perusahaan,
maka biasanya aplikasi-aplikasi tersebut bersifat mandiri dan bebas, dalam arti
kata tidak diintegrasikan dengan perangkat lunak aplikasi lainnya yang ada di
perusahaan. Berhasil tidaknya proyek e-business tersebut juga masih berdasarkan
pada analisa atau kajian efisiensi yang dicapai. Katakanlah dengan adanya
website profil perusahaan, maka tidak perlu lagi dilakukan pencetakan dokumen
dalam beribu-ribu eksemplar karena para pelanggan dan mitra bisnis dapat
melihatnya melalui internet; atau dengan adanya email maka biaya pengiriman dokumen
dan kurir dapat ditekan; atau dengan dikembangkannya document management maka
akan cukup signifikan memangkas biaya overhead kantor; dan lain sebagainya.
Memulai e-business dengan melakukan cara-cara seperti yang dijelaskan di atas
merupakan mekanisme yang cukup aman dan memiliki resiko kegagalan yang rendah.
Walaupun manfaat yang diperoleh tidak begitu signifikan, tetapi value terbesar
yang diperoleh adalah mulai memperkenalkan (sosialisasi) konsep e-business yang
paling sederhana kepada segenap karyawan perusahaan.
b) Tahap
Automate
Tahap berikutnya adalah mencoba untuk mengintegrasikan beberapa unit di
dalam perusahaan yang masing-masing telah mengimplementasikan konsep kecil
e-business. Yang menjadi dasar penggabungan modul-modul ini biasanya adalah
sebuah rangkaian proses yang saling berhubungan. Contohnya adalah proses
pengajuan anggaran dari masing-masing unit ke divisi keuangan. Melalui aplikasi
atau modul situs yang lebih dinamis (berbasis database), setiap unit memasukkan
rencana anggarannya ke dalam sebuah aplikasi dan bagian keuangan secara
otomatis menerima konsolidasi anggaran dari seluruh unit yang ada di
perusahaan. Contoh lainnya adalah di bagian pengadaan atau logistik yang secara
otomatis melalui sebuah aplikasi database menerima pesanan pembelian barang
dari berbagai unit yang ada di perusahaan. Keseluruhan rangkaian proses ini
secara otomatis dibantu alurnya oleh aplikasi e-business. Tidak jarang pula
kerap dikembangkan berbagai aplikasi yang melibatkan pelanggan (customers)
dalam prosesnya. Misalnya adalah sistem pemesanan produk atau jasa melalui
website, atau aplikasi pelayanan purna jual (CRM), dan lain sebagainya. Value
yang dituju pada tahapan ini adalah efektivitas, yaitu sebuah hal yang pada
awalnya sangat sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya aplikasi e-business
hal-hal baru dapat dilakukan oleh perusahaan.
c) Tahap
Integrate
Tahap selanjutnya dari pengembangan aplikasi e-business adalah
mengintegrasikan proses bisnis perusahaan dengan perusahaan atau entiti-entiti
lain yang ada di luar perusahaan. Bedanya dengan automate yang lebih menekankan
pada target efektivitas, pada integrate tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan dan mengembangkan kinerja perusahaannya secara signifikan. Level
integritas proses bisnis antara perusahaan dengan pihak luar pada tahapan ini
sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu manajemen integrasi proses
bisnis yang online dan real-time. Contoh yang kerap dipakai untuk
mengilustrasikan tahap ini adalah aplikasi “package delivery tracking” yang
dimiliki Federal Express maupun DHL yang memungkinkan pelanggan melalui
komputernya (internet) melacak status pengiriman paketnya (yang bersangkutan
dapat mengetahui posisi terkini dari paket yang dimaksud). Contoh lain adalah
aplikasi e-business yang diterapkan di industri penerbangan dimana perusahaan
dapat mengetahui secara persis lokasi terkini dari seluruh awak pesawatnya baik
yang sedang terbang maupun istirahat. Proses pemesanan tiket bioskop atau
pertandingan olah raga melalui internet yang memungkinkan seorang pelanggan
untuk memilih spesifik bangku yang diinginkan juga merupakan salah satu
implementasi dari e-business pada tahapan ini. Value terbesar yang diperoleh
perusahaan di sini adalah meningkatnya keunggulan kompetitif (hal yang membedakan
perusahaan dengan para pesaingnya).
d) Tahap
Reinvent
Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif diimplementasikan
jika ada perubahan paradigma mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang
berkaitan dengan cara mereka melihat bisnis yang ada. Tahap ini dinamakan
sebagai “reinvent” karena perusahaan yang telah memiliki pengalaman sukses
menerapkan konsep e-business pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk
mendefinisikan ulang mekanisme dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang
usaha baru yang ditawarkan oleh e-business. Lihatlah bagaimana perusahaan
retail dan distribusi merubah total bisnisnya menjadi penyedia jasa informasi
(portal) sehubungan dengan consumer products yang ditawarkan, atau perusahaan
pembuat perangkat lunak aplikasi internet yang meredifinisikan ulang usahanya
menjadi perusahaan outsourcing di bidang Customer Relationship Management, atau
perusahaan penjual buku-buku asing yang berubah menjadi perusahaan penterjemah
bahasa-bahasa asing, dan lain sebagainya. Kata kunci di dalam tahap ini adalah
“business transformation” dan “industry convergence”; dimana karena semakin
kaburnya batas-batas segmen industri yang ada, perusahaan dapat menawarkan
berbagai jenis produk atau jasa yang belum pernah terfikirkan sebelumnya, yang
pada akhirnya dapat merubah bisnis inti yang sedang digelutinya.
IV.
MODEL ARSITEKTUR APLIKASI E-BUSINESS
Dalam menerapkan konsep e-business, peranan aplikasi sangatlah penting.
Ada dua model arsitektur e-business yaitu model Sequential dan Synchronous.
Model Sequential adalah model arsitektur yang mengembangkan aplikasi
berdasarkan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan. Untuk mengintegrasikan
fungsi fungsi tersebut diperlukan interface agar output dari aplikasi dapat
dibaca oleh aplikasi lain.
Adapun model Synchronous adalah Aplikasi besar yang akan mensikronisasi
mekanisme IPO masing-masing unit dengan cara memusatkan data dan proses pada
sebuat titik. Contoh: Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) seperti
pada gambar berikut :
V.
PROSPEK E-BUSINESS DI INDONESIA
Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan e-business maka paling
tidak terdapat 10 prospek e-business di Indonesia yaitu :
1).
E-business Type
e-Business yang menggunakan media internet dan web tentu memiliki tipe
yang transaksi yang cepat dan lebih akurat. Hal ini akan sangat mendukung
kinerja perusahaan karena stakeholder perusahaan termasuk pelanggan,
distributor, supplier, mitra bisnis, dan maupun masyarakat yang memanfaatkan
media internet akan sangat terbantu karena dapat melakukan transaksi dengan
perusahaan dengan batas waktu yang diinginkan. Perkembangan pemakaian alat-alat
elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis jauh lebih
cepat dibanding dengan cara transaksi jual beli.
2). Community
Perkembangan penduduk saat ini sangat pesat seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi informasi sehingga generasi sekarang labih banyak yang
telah memanfaat fasilitas-fasilitas yang disediakan melalui teknologi informasi
seperti internet dan web termasuk trendnya sudah banyak yang memanfaatkan
e-business dan e-commerce melalui media internet. Kondisi ini tentu menjadi
peluang baik untuk tumbuh dan berkembangnya e-business d Indonesia. Sebagaimana
kita ketahui bahwa lebih mudah menciptakan kebutuhan (demand creation)
kepada generasi muda dibanding dengan mengubah pola hidup generasi tua.
3). Content
Secara hitungan bisnis sebenarnya pihak perusahaanlah yang paling
diuntungkan dalam system e-business karena dengan diterapkannya e-business maka
perusahaan akan dengan mudah mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan
pelanggan baru dengan waktu yang elatif singkat dan biaya yang sangat efisien.
Sedangkan end user memang mendapatkan keuntungan juga tetapi lebih pada
terbantunya dalam mengakses dan memenuhi kebutuhan hidupnya, berbeda dengan
keuntungan yang didapat dari perusahaan adalah dalam bentuk laba usahanya.
4).
Technology Device
Perkembangan teknologi berbasis PC akan bergeser ke teknologi digital
ditambah microprosessor seperti PDA sehingga penerapan e-business ke depan akan
sangat mudah dan sangat terbantu oleh perangkat-perangkat lainnya.
5). Access
Channels
e-Business yang beroperasi menggunakan media internet dan web tentunya
sangat menguntungkan perusahaan yang menerapkan e-business. Oleh karena, akan
terbuka akses yang lebih luas untuk tujuan-tujuan perusahaan. Berkembangnya
teknologi informasi semacam internet dan website menawarkan perusahaan yang
berminat mengimplementasikan kanal akses tersebut.
6).
Regulation
E-business berkaitan erat dengan aktifitas pencarian laba finansial maka
pemerintah akan mengikuti negara-negara maju dalam menerapkan regulasi
e-business yang kondusif. Walaupun undang-undang yang mengatur tentang
perdagangan melalui elektronik business ini masih ada hal yang masih merugikan
pihak konsumen akan tetapi trend penggunaan e-busness yang semakin tinggi tetap
akan dipilih oleh perusahaan untuk menerapkannya, karena ada dorongan yang
sangat kuat akan pentingnya akses ke pelanggan yang cepat, akurat, mudah, dan murah.
7).
Organization
Faktor budaya, pendidikan, sosial dan perilaku dalam organisasi memegang
peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan
teknologi informasi. Di Indonesia masyarakatnya mayoritas adalah orang-orang
yang mudah menerima budaya dari tempat lain, rasa social yang tinggi terhadap
teman, sahabat, dan keluarga, dan tngkat pendidikan masyarakat Indonesia yang
sebagian besar sudah berpendidikan tinggi sehingga akan sangat mudah untuk
penerapan e-business dan e-commerce di Indonesia.
8). Change
Strategy
Perusahaan di negara berkembang lebih memilih metode evolusi dibanding
revolusi dalam mengimplementasikan e-busines. Indonesia sebagai Negara
berkembang menjadi tempat yang cukup baik untuk penerapan e-business dan memiliki
peluang yang menjanjikan.
9). Business
Process
Perusahaan yang sukses akan diraih oleh perusahaan yang mampu mengawinkan
konsep tradisional physical value chain dengan virtual value chain.
Mobilitas orang di kota besar akan mendorong kita untuk melakukan segala
aktivitas dengan cepat. E-business akan membantu akses dan transaksi kita
dengan perusahaan dengan cepat karena bias diakses dimana saja dan waktu kapan
saja.
10). System
Approach
E-business baru dapat berkembang jika komponen lain dalam lingkungan
sistem e-business turut
tumbuh dan berkembang secara serentak. Namun di era teknologi seperti sekarang
ini antara sistem e-business dan lingkungan sistemnya kedepan sudah pasti
akan diperbaiki dan menjadi lebih baik
seperti infrastruktur maupun regulasi pemerintah guna menunjang kelancaran
dalam penerapan e-business di Indonesia.
VI.
KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai penerapan e-business di Indonesia diatas dapat
ditarik kesimpulan antara lain :
1.
Di era teknologi dan kebutuhan konsumen yang
sangat dinamis akan membawa perusahaan dan para eksekutif bisnis harus
merevolusi aktivitas bisnisnya. Penggunaan media internet, situs web, dan
jaringan computer lainnya secara optimal menjadi faktor penting dalam
kesuksesan penerapan e-business dan e-commerce di suatu perusahaan.
2.
Perkembangan sistem e-business dalam suatu
perusahaan maupun Negara maju atau berkembang sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai pemicu seperti oleh karena konsumen saat ini menginginkan
sesuatu yang lebih. Misalkan Pemesanan dapat dilaksanakan anytime, anywhere,
pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam misalnya kartu kredit,
kartu debit maupun layanan transfer, dan adanya fasilatas asuransi produk serta
pengiriman produk yang cepat dan harga kompetitif, dan sebagainya.
3.
Kemajuan e-business juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi informasi itu sendiri karena dalam perkembangan
e-business teknologi informasi memiliki fungsi sebagai penggerak dari
dimungkinkannya model-model bisnis baru.
4.
Ada banyak keuntungan dengan memanfaatkan
teknologi informasi untuk menggerakkan e-business dan e-commerce bagi
perusahaan seperti : aktivitas perusahaan akan sangat efektif dan efisien,
mampu menjangkau konsumen secara luas dan mampu menembus batas ruang dan waktu
dengan mudah dan biaya yang sedikit serta terbukanya peluang yang untuk berinovasi menciptakan produk atau jasa baru akibat
ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
5.
Prospek pengembangan e-business yang baik di
Indonesia dengan semakin banyaknya penduduk maupun perusahaan yang sudah mahir
menggunakan media internet dan web sehingga menjadi peluang besar bagi
perusahaan dalam menerapkan system e-business maupun e-commerce dalam
memasarkan produk dan jasanya dan membina hubungan baik dengan mitra bisnis
seperti pelanngan, pemasok, distributor, dan stakeholdernya.